Bengkulu – Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Bengkulu terus berkomitmen dalam menjaga reputasi dan kualitas produk indikasi geografis (IG) Batik Besurek Bengkulu. Hal ini diwujudkan melalui kegiatan pengawasan yang dilaksanakan pada Kamis (06/03/25), bertempat di Butik Anggrek Biru, yang merupakan kediaman Ketua MPIG Batik Besurek Bengkulu, Ibu Hj. Asniarti.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Divisi Pelayanan Hukum, Machyudhie didampingi Kepala Bidang Pelayanan Kekayaan Intelektual (KI), Nova Harneli serta tim kerja KI Kanwil Kemenkum Bengkulu. Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan bahwa Batik Besurek Bengkulu tetap memenuhi standar kualitas, reputasi, dan karakteristik yang menjadi dasar penerbitan sertifikat indikasi geografis, serta untuk mencegah penyalahgunaan penggunaan IG secara tidak sah.
Dalam kunjungan tersebut, tim melakukan wawancara langsung dengan Ketua MPIG Batik Besurek Bengkulu serta melakukan peninjauan terhadap proses produksi batik. Tim juga menggunakan instrumen pengawasan yang disusun oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, yang mencakup aspek kelembagaan MPIG, kualitas sumber daya manusia pengrajin, hingga karakteristik dan kualitas produk Batik Besurek.
Hasil pengawasan menunjukkan bahwa secara umum Batik Besurek Bengkulu masih terjaga baik dari segi kepengurusan, keanggotaan, kualitas, hingga reputasi produknya. Proses produksi batik seperti mencanting, membuat motif, dan melukis masih aktif dilakukan oleh para pengrajin. Bahkan, pemasaran batik ini telah mencapai wilayah luar Bengkulu, termasuk Sumatera Selatan dan Sumatera Barat.
Kanwil Kemenkum Bengkulu berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan baik secara langsung maupun virtual. Selain itu, pemantauan akan diperkuat dalam aspek kepengurusan kelembagaan MPIG, reputasi produk, serta peningkatan kapasitas pengurus dan pelaku usaha dalam mengembangkan produk Batik Besurek Bengkulu ke tingkat yang lebih luas.
Dengan adanya pengawasan ini, diharapkan Batik Besurek Bengkulu tetap menjadi warisan budaya yang terjaga kualitas dan keasliannya serta semakin dikenal di tingkat nasional maupun internasional. (HUMAS/ed. JE)