Vietnam - Robert Julian Saragih, seorang analis hukum dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum Bengkulu, terpilih untuk berpartisipasi dalam seminar internasional bertajuk “AI Governance and AI Literacy: Balancing Responsibility and Innovation” yang diselenggarakan oleh YSEALI Academy pada 19–24 Mei 2025 di Ho Chi Minh City, Vietnam.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI), sebuah inisiatif dari Pemerintah Amerika Serikat yang bertujuan membina kepemimpinan generasi muda di kawasan Asia Tenggara. Seminar ini menghimpun berbagai pemuda terpilih dari negara-negara ASEAN dan menghadirkan narasumber terkemuka dari bidang teknologi, hukum, kebudayaan, hingga pendidikan. Fokus utama diskusi adalah tantangan serta peluang dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) secara etis dan bertanggung jawab.
Robert turut ambil bagian dalam sejumlah sesi penting selama seminar, antara lain:
-AI dan Tata Kelola untuk Pemimpin Bisnis
-Dampak AI terhadap Dunia Kerja
-Etika dalam Musik dan Kreativitas AI
-Peran AI dalam Inovasi Produk dan Prototipe (MVP)
-Pentingnya Literasi AI dalam Masyarakat Multikultural
Salah satu sesi yang paling berkesan bagi Robert berjudul “Falling in Love with the Problem”, di mana para peserta diajak untuk lebih fokus pada pemahaman mendalam terhadap persoalan sosial yang nyata, sebelum menentukan solusi teknologi. Pendekatan ini menekankan pentingnya empati dan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap inovasi teknologi.
“Keikutsertaan saya di forum ini bukan hanya kesempatan untuk belajar, tetapi juga untuk membangun jaringan internasional dan berkomitmen membagikan wawasan kepada rekan-rekan di daerah. Literasi AI dan etika teknologi perlu dipahami secara menyeluruh, terutama dalam konteks hukum dan pelayanan publik,” ujar Robert.
Partisipasi Robert dalam forum bergengsi ini menjadi bukti bahwa pemuda dari daerah seperti Bengkulu juga memiliki kapasitas dan semangat untuk berkontribusi dalam diskursus teknologi global. Bagi Robert, AI bukan semata-mata tentang algoritma dan kemajuan industri, tetapi juga merupakan alat yang harus diarahkan oleh prinsip-prinsip kemanusiaan untuk menciptakan manfaat yang lebih luas dan berkeadilan. (HUMAS/Ed. JE).